“Adakalanya, setiap orang paling tidak sekali seumur hidupnya untuk traveling sendiri. Karena hal itu akan mengasah kepekaan, kepedulian terhadap lingkungan sekitar, kewaspadaan, tanggungjawab, ketajaman berfikir, melatih mendengarkan dan mempercayai kata hati serta berkomunikasi dengan Tuhan. “ Yap, ini adalah segebok cerita tentang perjalanan raga, hati dan spiritual yang ku lakukan akhir bulan Mei lalu. Tanggal 30 Mei 2016 lalu aku memutuskan untuk traveling ke Bali, pulau dewata, pulau sejuta pantai, dan pulau yang banyak orang bilang ”surga”. Bersama gps yang terpasang di sebuah handphone android sederhana, aku mengumpulkan sejuta keberanian untuk melancong ke Bali, sendiri. Bila di tempat rental mobil, sewa tanpa sopir disebut selfdrive, maka akuakan menyebut diri ku self travel – girl self travel. Sebenarnya bagi ku mustahil untuk traveling sendiri, karena yang pertama aku tidak punya pacar dan belum punya suami, belum ada muhrim yang dapat diandalkan saat traveling. Yan...